Setelah puluhan tahun, hari itu kita datang lagi untuk makan
di Sate Ayam Podomoro. Entah kapan terakhir saya ke sana, sudah tidak ingat
lagi. Seingat saya, sate ayam ini merupakan sate ayam favorit simbah saya
almarhum. Bagi generasi tahun 70an s.d. 80an, sate ini memang penuh kenangan
sebagai salah sate ayam legendaris di kota Jogja.
Masih di lokasi yang sama sejak buka tahun 1959, di Jalan
Mataram no. 11, di sebelah utara Hotel Melia Jogja, atau kira2 jalan kaki 10
menit dari Malioboro, warung sate ayam tersebut masih cukup ramai. Bagi yang
bukan orang Jogja dan pengin nyobain, kalau bingung cukup buka google map saja
karena warungnya terletak dipinggir jalan besar sehingga mudah ditemukan.
Mungkin karena kami datang masih sekitar jam makan siang, rumah
makan masih lumayan penuh oleh pembeli dan parkir di di depannya juga masih
penuh sehingga agak jauh juga kami harus memarkir kendaraan. Ketika sampai
depan warung, bau asap dari daging ayam yang sedang dibakar terasa harum nikmat
tercium, aroma yang sangat khas, sehingga perut yang memang sudah waktunya
makan menjadi semakin terasa lapar.
Kira-kira 15 menitan kami menunggu pesanan kami, 3 porsi sate
ayam dan 3 piring lonthong. Menu yang tidak berubah mungkin sejak mereka buka. Tiga
piring lonthong datang duluan dengan satu piring kecil bawang merah dan cabe
rawit iris, baru menyusul satenya lengkap dengan bumbu khas mereka, bumbu
kacang dengan kecap manis. Bumbu khas yang juga tidak berubah sejak mereka
hadir di kota Jogja.
Jangan berharap daging sate yang tebal, daging ayam yang
disate tidak terlalu tebal dan jelas sudah pasti menggunakan ayam kampung. Satenya
sudah dibumbui sebelum dibakar, terasa gurih enak ketika masuk mulut, kemudian
dikombinasi dengan bawang merah iris, cabe rawit iris, dan bumbu kacangnya
khas.. menjadikan kombinasi rasa yang luar biasa. Satu porsi sate ayam dan lonthong pun segera
pindah ke perut yang memang sudah lapar..
mantaplah pokoknya. Kalau mau lihat suasana di warung sate ayam
legendaris, ini ada videonya: