Rasanya setiap kita mau pergi ke negara di mana muslim
adalah minoritas, mencari makanan halal menjadi tantangan tersendiri. Khususnya
untuk teman-teman muslim yang mengedepankan kehati-hatian (bersikap wara)
khususnya dalam hal makan. Halal di sini tidak hanya pada asal makanannya tapi
juga bagaimana memasaknya. Memang sih, ada juga teman yang punya prinsip
pokoknya jangan makan yang ada babinya. Itu terserah dengan keyakinan kita
masing-masing, namun bagi penulis, paling tidak kita upayakan semaksimal
mungkin yang kita makan kita yakini kehalalannya. Penulis tidak akan menulis
dalil-dalilnya, tapi kalau pengin membaca dalil-dalil yang terkait, kebetulan
saya menemukan link yang bahasannya cukup lengkap dan bisa jadi referensi (Ini
linknya Hukum
Makanan di Negeri Non-Muslim). Di tulisan ini, penulis hanya memcoba
berbagi pengalaman pribadi kalau pas pergi ke luar negeri khususnya ke negeri di
mana muslim adalah minoritas. Ini yang penulis biasanya lakukan:
1. Informasikan Maskapai Penerbangan
Mengapa menghubungi maskapai penerbangan? Pergi dengan pesawat ke benua Eropa
atau Amerika butuh penerbangan yang panjang berjam-jam dan kadang-kadang melelahkan.
Dalam perjalanan tersebut, akan disajikan makanan baik breakfast, lunch, makan
malam, atau kadang-kadang snack. Pengalaman saya, biasanya yang disajikan
pilihan menunya adalah “fish” atau “chicken” untuk menu makannya. Sepertinya
tidak ada masalah, namun bagi yang kurang yakin dengan cara memasaknya, khususnya
untuk maskapai-maskapai dari negara-negara yang mayoritasnya non muslim, kita
bisa menghubungi maskapai penerbangannya dan request “muslim atau halal food”.
Special request seperti ini umumnya akan dilayani dengan baik kalau kita
menginformasikannya 1x24 jam sebelum jam penerbangan.
2. Informasikan Host atau Penyelenggara
Untuk yang pergi karena urusan meeting/seminar/workshop/conference/dll, pada
saat acara umumnya disediakan snack pada saat coffee break dan lunch. Untuk
yang ini kita mesti infokan kepada host/penyelenggara jauh hari sebelum acara
dimulai mengenai dietary kita, kalau perlu request muslim food. Pengalaman
saya, host/penyelenggara akan menghargai keyakinan kita tersebut dan sedapat
mungkin memenuhinya.
3. Hubungi Teman
Langkah berikutnya, biasanya saya akan refresh memori saya untuk mengingat
saudara, teman atau kenalan atau teman yang tinggal di tujuan kita atau pernah
ke sana. Misal kita mau ke London, akan saya ingat-ingat adakah saudara/teman
yang tinggal di sana atau belum lama ke sana. Kalau sudah, hubungi mereka dan
ceritakan bahwa dalam waktu dekat kita akan ke sana dan minta info mengenai
makanan halal di sana.
4. Manfaatkan Internet: Google, Youtube,
Zabihah.com, Dll.
Tinggal masukkan keyword yang kita inginkan misal “halal food in london”
ke search engine-nya google, maka akan keluar banyak sekali informasi mengenai
makanan halal di London. Google juga bisa dimanfaatkan untuk mencari masjid/Islamic center di kota tujuan. Catat alamat, email, atau no teleponnya karena pada umumnya mereka paling tahu dimana bisa mendapatkan makanan halal. Kalau di Youtube ada juga informasinya, namun tidak
sebanyak di Google. Selanjutnya,
pastikan hotel kita tidak terlalu jauh dari tempat makan halal yang sudah kita
temukan atau kalau memang jauh dari hotel, pastikan tempatnya mudah diakses atau
bahkan bisa delivery. Tambahan info: bisa juga langsung kita ke situs www.zabihah.com, situs ini memberikan
informasi mengenai restoran halal di kota-kota di dunia, cuma kadang-kadang
kurang lengkap.
5. Membawa Makanan Instan atau yang Tahan Lama
Kalau dari pengalaman penulis, di kota-kota besar di Eropa Barat lebih
mudah untuk mendapatkan makanan halal, khususnya kota-kota dimana disana banyak
imigran muslim yang menetap seperti London, Paris, atau Frankfurt. Namun
kondisi itu berbeda dengan kota-kota di Eropa Tengah/Timur, misalnya Budapest,
Prague, atau Zagreb. Kalau dari awal sudah sulit mendapatkan info makanan halal
di kota-kota tertentu, antisipasi saja dengan membawa bekal makanan dari
Indonesia. Bekal yang dibawa bisa macam-macam, seperti mie instant, bubur
instant, abon, dan lain-lain sesuai selera. Tapi untuk yang ini mesti hati-hati
juga karena kadang-kadang suka dilakukan pemeriksaan dan kalau ketahuan bisa
menimbulkan masalah juga.
6. Pilih Makan Ikan atau Hewan yang Hidup dari Air
Ini juga merupakan langkah aman, karena ikan/hewan yang hidup di air
dapat dikatakan halal. Namun pastikan bahwa memasaknya tidak menggunakan
campuran daging yang haram.
7. Be A Temporary Vegetarian
Ini langkah kalau sudah kepepet dan tidak ada pilihan lain. Kadang-kadang
restoran vegetarian lebih gampang dicari daripada restoran halal kalau sudah di
negeri yang mayoritas penduduknya non muslim. Bahkan di Basel pernah menemukan
sebuah restoran China yang menyajikan nasi goreng vegetarian. Rasanya sih
biasa, tapi perut kenyang dengan hati yang lumayan tenang.
Tips
mendapatkan makanan halal di perjalanan ke luar negeri di atas adalah
berdasarkan pengalaman pribadi, artinya bisa saja pengalaman orang lain berbeda
dari penulis. Lepas dari itu semua, yang paling penting adalah niat dan usaha
maksimal kita untuk menghindari makanan haram dan mendapatkan yang halal. Insya
Allah dengan niat saja tersebut, malaikat sudah mencatat satu kebaikan. Hal
lain yang juga penting tentunya adalah asal uang yang kita dapatkan. Semoga
bermanfaat.