Bagi yang belum
tahu di mana Kebumen, Kebumen adalah sebuah kota kecil di bagian selatan Jawa Tengah. Kalau
kita dari Jogja, biasanya waktu tempuhnya kira-kira 2,5 s.d. 3 jam dengan naik
kendaraan darat ke arah barat. Jadi Jogja, Wates, Purworejo, Kutoarjo, Prembun,
kemudian baru masuk kota Kebumen. Nah, nasi penggel itu (“e”-nya dibaca seperti
membaca bengkel) adalah salah satu sarapan khas yang paling digemari penduduk
kota itu selain tentunya serabi Kebumen. Lalu apa sih nasi atau sego penggel
itu? Bagaimana bentuk dan rasanya? Katanya sih, kalau belum makan penggel belum
ke Kebumen.
Nasi penggel adalah nasi dengan sayur
yang dimasak mirip lodeh dari nangka muda (gori), ada tahu/tempe di dalamnya, daun
ubi, dengan pelengkap lauk kikil. Rasanya gurih-gurih enak, dan kadang-kadang
penjualnya menyediakan dua versi, versih pedas dan tidak pedas, menyesuaikan
selera pembeli. Yang menarik adalah nasinya dikepal-kepal sebesar kurang lebih
bola pingpong, dan disajikan dengan pincukan daun pisang. Benar-benar khas.
Nah kalau lagi di Kebumen dan ingin
menikmati nasi penggel, lokasinya yang ramai ada di tikungan setelah jembatan
sungai Luk Ulo. Jadi kalau keluar dari masjid besar Kebumen (yang di alun-alun)
langsung ambil kiri sampai mentok. Kemudian belok kiri lagi dan kira-kira
kurang dari 1 km akan ketemu jembatan sungai Luk Ulo. Setelah jembatan itu, ada
beberapa penjual, follow the crowd..pilih saja yang ramai, itu yang paling
enak.
Jadi kalau kita di sana, ambil pincukan daun pisang, isi dengan kepalan nasi sesuai kapasitas kita, siram dengan sayur dan isinya, plus kikil yang bisa kita minta potong-potong, kemudian masukkan ke mulut dengan tangan atau sendok.. hem nikmat banget pagi-pagi menikmati nasi penggel hangat dengan harga yang sangat bersahabat (Cukup dengan uang kurang dari Rp10 ribu, dijamin puas). Tapi jangan kesiangan ya, biasanya mereka buka setelah Shubuh dan agak siang sedikit sudah habis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar