Minggu, 24 Januari 2010

One Home One Hafidz

One Home One Hafidz adalah sebuah cita-cita dari seorang sahabat untuk men”cipta”kan minimal satu orang dalam anggota keluarga kita yang hapal Al Qur’an. Sebuah cita-cita yang sangat mulia dan sangat akhirat oriented. Sahabat itu bernama Arief Husen, seorang ayah dari 2 orang anak laki-laki yang sangat cerdas. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, pak Arief telah mencoba berbagai metode menghapal Al Qur’an, namun demikian dari tiap metode tersebut yang bersangkutan selalu menemui beberapa masalah terutama masalah dalam memahami cerita atau kesatuan ayat dalam suatu surat, maupun dalam memahami artinya.

Tidak puas dengan metode yang ada, pak Arief mengutak-utik dan berusaha menemukan metode yang lebih pas. Ketika sebuah niat baik yang dilandasi dengan usaha yang tekun, insya Alloh jalan akan selalu ada. Akhirnya beliau mencoba sebuah metode menghapal Al Qur’an yang memasukkan unsur visual sebagai alat untuk lebih memudahkan proses memorizing ke dalam otak. Metode tersebut kemudian diuji cobakan kepada putra-putranya dan subhanalloh hasilnya benar-benar luar biasa. Kemampuan hapalan ayat-ayat AlQur’an putra-putranya meningkat pesat bahkan karena sangat powerful-nya metode tersebut, putra-putra pak Arief bisa menyampaikan sebuah surat dalam Al Qur’an yang sudah mereka hapal dengan metode tersebut dengan membacanya dari ayat paling belakang ke ke depan. Metode hapalan Qur’an temuan pak Arief itu beliau beri nama metode AlHusen.
Penasaran dengan hal tersebut, maka saya pun langsung confirm hadir ketika pak Arief mengundang sahabat dan teman untuk mencoba metode tersebut di rumahnya. Pada hari H, akhirnya kamipun berkesempatan belajar langsung dari sang penemu metode tersebut. Pada intinya metode yang dikembangkan pak Arief adalah memvisualisasikan apa yang diceritakan pada suatu ayat. Tentunya kita harus membaca ayat terlebih dahulu dan mengerti arti per katanya (makanya untuk belajar metode ini harus dilengkapi dengan minimal Al Qur’an dan Terjemahannya). Jadi instead of mengingat kata-kata atau kalimat per kalimat dalam ayat, memory kita menangkap gambar (visualisasi dari ayat dimaksud) yang memberi gambaran maksud dari ayat tersebut. Secara teori, memang otak kita akan lebih mudah menyimpan memori gambar daripada kalimat-kalimat atau kata-kata. Hasilnya.. dalam satu jam kami bersama-sama bisa menghapal 20 ayat.. subhanalloh.
Begitu selesai belajar, besok harinya metode tersebut langsung kami coba kepada putri kami yang masih duduk di kelas 5 SD. Hasilnya, dalam waktu lebih cepat dari kami (kurang lebih 30 menit), putri kami Prasya telah berhasil menghapal 20 ayat Surat An Naba. Alhamdulillah.. benar-benar luar biasa menurut kami.Rasanya menghapal ayat-ayat suci AlQur’an yang tadinya kelihat sangat sulit, rasanya sekarang kok jadi lebih mudah. Kalau melihat hasil dari aplikasi metode tersebut nampaknya cita-cita pak Arief, dan insya Alloh sekarang juga menjadi cita-cita keluarga kami yaitu “one home one hafidz” insya Alloh akan terwujud.. tinggal niat dan ikhtiar kita saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar